Desain Sistem Integrasi Audio pada Gereja Trinitas Cengkareng

speakerbaroe.jpg

PROJECT DETAILS

Categories:

Latar Belakang Gereja Trinitas Cengkareng

Gereja Trinitas Cengkareng adalah gereja Katolik yang berdiri pada tahun 1972 dan terletak di Jl. Utama III No. 23, Jakarta Barat, Indonesia. Gereja Trinitas ini menaungi umat Katolik yang tinggal dalam wilayah paroki Cengkareng.

Penanggung jawab teknis Gereja Trinitas sering menerima komplain dari umat mengenai kejelasan suara pada saat kebaktian berlangsung. Mereka sudah berkali-kali mengundang ahli audio untuk mengatasi permasalahan yang ada. Akan tetapi, permasalahan tersebut belum dapat teratasi dan sistem audio sehingga menjadi semakin tumpang tindih. Mereka juga mengundang distributor audio besar untuk memeriksa permasalahan yang ada, namun solusi yang ditawarkan membutuhkan anggaran yang cukup besar.

 

Analisis Masalah, Rekomendasi Desain, dan Instalasi Sistem Integrasi Audio pada Gereja Trinitas Cengkareng

Akhirnya salah seorang kenalan kami merekomendasikan kami pada majelis gereja untuk mengatasi permasalahan tersebut. Setelah meninjau lokasi gereja, kami mendapati permasalahan utama yang terjadi adalah ketidakmerataan distribusi suara. Ketidakmerataan sistem distribusi suara pada gereja ini terjadi akbiat penggunaan banyak speaker kecil yang tingkat kekerasan suara dan penyebaran suaranya sempit. Desain sistem integrasi audio yang dimiliki gereja ini memiliki kelemahan, antara lain:

  • Banyak area yang level kekerasan suara sound system di bawah 85dB karena menggunakan speaker kecil, sedangkan untuk gereja dibutuhkan tingkat kekerasan suara sebesar 85 dB – 95 dB.
  • Perbedaan tingkat kekerasan speaker di tiap area cukup signifikan (bisa mencapai 20 dB).
  • Terdapat speaker yang saling overlap sehingga menghasilkan suara yang tumpang tindih dengan fase dan pengaturan tempo suara yang berbeda sehingga membingungkan umat.
  • Profil pantulan suara seperti gaung sehingga gema menjadi lebih besar daripada kekerasan suara dari speaker.
  • Karena gereja terbuka, suara sound system terkadang kalah dengan gangguan suara dari jalanan, seperti gangguan dari suara kendaraan bermotor.

 speaker lama

Gereja dengan speaker yang lama

Setelah memeriksa desain sound system speaker, kami memeriksa equipment sound system yang digunakan. Ternyata equipment yang digunakan oleh gereja ini tidak terdapat permasalahan. Menurut kami, perangkat yang digunakan oleh gereja sedikit over specification dibandingkan dengan speaker yang dipasang. Setelah memeriksa semua aspek, seperti waktu dengung ruangan, tingkat kebisingan ruangan, distribusi audio di area umat, dan equipment pada control room, kami mengajukan untuk mengganti keseluruhan speaker yang terpasang dengan dua unit speaker Electro Voice (EV) dengan anggaran yang tidak terlalu besar.

Dengan sistem yang baru, kami melakukan simulasi distribusi suara dan memberikan hasil yang jauh lebih baik dibandingkan dengan sistem yang lama. Setelah  hasil simulasi dirasa cukup baik , kami menginstalasi speaker tersebut pada titik yang telah ditentukan. Kemudian, kami dihadapkan dengan sebuah tantangan yang cukup sulit saat pemasangan speaker dan penarikan kabel speaker karena jalur kabel yang tinggi dan perlu membongkar bagian plafon dan atap yang agak keropos. Kabel speaker yang kami gunakan adalah kabel speaker audio grade tembaga OFC 16 AWG yang memenuhi syarat: tidak mudah meleleh, tidak mengandung bahan yang mengundang tikus untuk menggigit kabel tersebut, environmental friendly, dan fire rating.

Setelah pemasangan selesai, kami melakukan uji coba bersama dengan teknisi gereja. Kami mencoba dengan melakukan tes pembacaan pada semua mimbar yang ada. Kemudian melakukan pengujian dengan mengunakan musik organ dan solois. Teknisi audio gereja bertugas untuk mengatur ulang equipment yang ada.

 

Testimoni Pengerjaan Desain Sistem Integrasi Audio pada Gereja Trinitas Cengkareng

Akhirnya tiba waktu yang dinantikan, yaitu uji coba perdana acara kebaktian. Umat diminta untuk memberikan feedback mengenai kualitas suara untuk sound system yang terpasang. Setelah melalukan beberapa kali uji coba, mayoritas umat memberikan feedback positif. Begitu pula dengan para pastor, paduan suara, dan petugas pembaca Injil, serta pengumuman umat. Mereka semua puas dengan kualitas suara yang dihasilkan. Penyebaran suara lebih merata dan lebih jelas di dalam ruangan dibandingkan sebelum ada penanganan desain sistem integrasi audio gereja.

speakerbaroe

Gereja dengan speaker yang baru